JAKARTA - Nama Raden Nuh (RN) kembali muncul di pemberitaan media massa setelah ditangkap Polri pada di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (2/11) dini hari. Nama RN dikaitkan dengan akun Twitter @TrioMacan2000. RN pernah mengakui kalau dia adalah salah satu pengelola (admin) akun @TrioMacan2000. Lantas, siapakah sosok RN?
Pada pertengahan 2012, akun Twitter @Zorro2122 pernah menulis tentang sosok RN. Menurutnya, RN adalah mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan ibunya, almarhum Roslaini adalah guru yang aktif dalam pergerakan melawan PKI di Sumatera Utara.
Roslaini sempat masuk tiga besar dari target PKI yang akan dibunuh pada 1965. Ibu RN dulu juga salah satu wanita aktivis yang pernah diundang Presiden Soekarno ke Istana untuk berdiskusi masalah politik dan kenegaraan. Mungkin, darah aktivis yang mengalir dalam darah RN itu menurun dari ibunya.
RN bersekolah SD dan SMP di Muhammadiyah Medan dan melanjutkan di salah satu SMA Negeri di Medan. Sejak SMP sampai SMA, dia selalu menjadi ketua OSIS dan pernah menjabat Ketua Caraka Mulia (anggota eks Paskibraka) Sumut.
Dia juga sempat diangkat anak oleh Pangdam II Bukit Barisan waktu itu, Mayjen AG. Pendidikan RN berlanjut sampai kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU). Karena Kecerdasannya, dia ikut dua kuliah, yakni di Jurusan Administrasi Negara (FISIP) dan Jurusan Akuntansi (Fakultas Ekonomi).
Saat mahasiswa, RN adalah mahasiswa pertama yang berani mendobrak kebiasaan dengan membuat acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di USU. Sebelumnya, acara-acara keagamaan tidak diperkenankan digelar di kampus oleh pimpinan USU, karena ada Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).
Selama kuliah, RN aktif di sejumlah kegiatan, seperti menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, Ketua Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia (Permadi), dan pernah menjadi aktivis lingkungan hidup bernama Kepalah. Organisasi terakhir kerap memrotes keras konflik lingkungan dan sosial yang terjadi di Porsea dan Simalungun akibat kehadiran sebuah pabrik kertas pulp.
RN juga kerap melawan kebijakan rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Bahkan, akibat aktivitasnya itu, dia sering masuk penjara. Salah satu aktivitas RN yang paling menggemparkan adalah dia menggalang masyarakat untuk tetap melaksanakan acara Pekan Bemo 1990.
Pekan Bemo itu diadakan untuk membela para pengemudi bemo di Medan yang dilarang beroperasi penguasa. Akibat kejadian itu, RN ditangkap dan ditahan selama 21 hari oleh polisi, kopkamtib, dan intel pelaksana khusus (laksus).
Pada pertengahan 2012, akun Twitter @Zorro2122 pernah menulis tentang sosok RN. Menurutnya, RN adalah mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan ibunya, almarhum Roslaini adalah guru yang aktif dalam pergerakan melawan PKI di Sumatera Utara.
Roslaini sempat masuk tiga besar dari target PKI yang akan dibunuh pada 1965. Ibu RN dulu juga salah satu wanita aktivis yang pernah diundang Presiden Soekarno ke Istana untuk berdiskusi masalah politik dan kenegaraan. Mungkin, darah aktivis yang mengalir dalam darah RN itu menurun dari ibunya.
RN bersekolah SD dan SMP di Muhammadiyah Medan dan melanjutkan di salah satu SMA Negeri di Medan. Sejak SMP sampai SMA, dia selalu menjadi ketua OSIS dan pernah menjabat Ketua Caraka Mulia (anggota eks Paskibraka) Sumut.
Dia juga sempat diangkat anak oleh Pangdam II Bukit Barisan waktu itu, Mayjen AG. Pendidikan RN berlanjut sampai kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU). Karena Kecerdasannya, dia ikut dua kuliah, yakni di Jurusan Administrasi Negara (FISIP) dan Jurusan Akuntansi (Fakultas Ekonomi).
Saat mahasiswa, RN adalah mahasiswa pertama yang berani mendobrak kebiasaan dengan membuat acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di USU. Sebelumnya, acara-acara keagamaan tidak diperkenankan digelar di kampus oleh pimpinan USU, karena ada Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).
Selama kuliah, RN aktif di sejumlah kegiatan, seperti menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, Ketua Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia (Permadi), dan pernah menjadi aktivis lingkungan hidup bernama Kepalah. Organisasi terakhir kerap memrotes keras konflik lingkungan dan sosial yang terjadi di Porsea dan Simalungun akibat kehadiran sebuah pabrik kertas pulp.
RN juga kerap melawan kebijakan rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Bahkan, akibat aktivitasnya itu, dia sering masuk penjara. Salah satu aktivitas RN yang paling menggemparkan adalah dia menggalang masyarakat untuk tetap melaksanakan acara Pekan Bemo 1990.
Pekan Bemo itu diadakan untuk membela para pengemudi bemo di Medan yang dilarang beroperasi penguasa. Akibat kejadian itu, RN ditangkap dan ditahan selama 21 hari oleh polisi, kopkamtib, dan intel pelaksana khusus (laksus).
0 komentar:
Silahkan Dikomentari