FESES berdarah sering dianggap bahwa penderita alami ambeien. Namun tak selama feses berdarah dianggap ambeien. Bisa jadi si penderita alami kanker usus atau kanker kolorektal. Kanker tersebut, biasanya menjangkit di daerah pangkal usus besar, atau rektum tempat feses disimpan sebelum dibuang melalui anus.
“Berbeda dengan gejala ambeien, di mana pendarahan yang berasal dari anus biasanya menetes dan selalu keluar bersama tinja. Sementara tanda adanya kanker usus besar ini dapat dilihat dari adanya bercak darah pada tinja,” tutur Prof. Dr. dr. Arry Harryanto, SpPD KHOM kepada Okezone, di Hotel Intercontinental, Jakarta, baru-baru ini.
Gejala kanker usus besar atau kanker kolorektal ini, dapat dilihat berdasarkan dua jenis. Yaitu gejala gastroinstestinal dan non-gastroinstestinal. Gejala gastroinstestinal seperti nyeri pada perut, perubahan pola BAB dan ditemukannya darah pada feses. Yang lainnya, antara lain seperti kelelahan, anemia, selera makanan menurun, dan berat badan berkurang.
Perlu diketahui, kanker kolorektal adalah kanker yang menempati posisi ke tiga di dunia, setelah kanker paru-paru dan payudara. Di Jakarta sendiri, menurut data Jakarta kanker tahun 2005-2007, kanker ini menempati urutan keempat, dengan jumlah penderita 3,15 per 100.000 orang, setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker ovarium.
Adanya mutasi genetik akibat gaya hidup tidak sehat, kegemukan, dan penyakit kronis, ditambah riwayat keluarga dan faktor usia, membuat risiko terkena kanker jenis ini meningkat. Selain dengan memperbaiki gaya hidup dan menjaga kesehatan, skrining rutin sejak dini perlu dilakukan untuk menurunkan risiko.
“Skrining untuk mengecek adanya darah pada feses dengan fecal occult blood test (FOBT), perlu dilakukan oleh orang normal, setidaknya setahun sekali. Skrining ini cukup murah hanya beberapa ratus ribu. Jadi, saya rasa orang tidak perlu ragu untuk mulai melakukan pengecekan,” pesannya.
0 komentar:
Silahkan Dikomentari