Dampak Kenaikan BBM Diwaspadai
Headlines News :
Home » , » Dampak Kenaikan BBM Diwaspadai

Dampak Kenaikan BBM Diwaspadai

Written By Unknown on Sabtu, 01 November 2014 | 3:47 PM




JAKARTA -Bank Indonesia (BI) akan memastikan menjaga inflasi sebagai akibat rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diperkirakan diputuskan sebelum akhir tahun.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo akan mengantisipasi, termasuk kemungkinan bank sentral menaikkan suku bunga acuannya. Level BI rate bertahan sejak November 2013 sebesar 7,50 persen. "Ini akan tergantung seberapa banyak harga BBM akan dinaikkan," kata Perry.

Bank sentral baru akan memutuskan level bunga acuan pada 13 November 2014. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah mungkin akan menaikkan harga sebelum akhir tahun untuk memangkas anggaran subsidi dan menciptakan ruang fiskal lebih. 

Presiden Jokowi masih menimbang ukuran dan waktu yang tepat menaikkan harga BBM bersubsidi. Dia akan mengurangi subsidi bensin dan solar bertahap serta akan mengalihkan anggaran ke orang miskin, membangun infrastruktur, subsidi petani, nelayan hingga pekerja.

Inflasi akan melebihi delapan persen dalam empat sampai tujuh bulan setelah kenaikan harga BBM. BI memerkirakan inflasi akhir tahun 5,2 persen tanpa kenaikan harga BBM. "Apabila BBM naik Rp 1.000, inflasi kemungkinan 6,3 persen. 

Jika naik Rp 3.000, inflasi akan bertambah 3,2 persen sehingga bila ditambah 5,2 persen menjadi 8,4 persen," kata Perry.

Menurut Perry, BI akan memertimbangkan hal lain dalam menentukan bunga acuan, termasuk nilai tukar, pengelolaan likuiditas, hingga langkah-langkah makroprudensial. "Kami juga akan memastikan dampak terhadap defisit transaksi berjalan membaik, hingga likuiditas dan pertumbuhan ekonomi berhasil. Semua faktor akan diperhitungkan saat merespon menggunakan kebijakan moneter," katanya.

Analis BNI Securities I Made Saputra mengatakan, BI kemungkinan menganggap level BI rate masih cukup menahan gejolak dampak inflasi dari kenaikan harga BBM. "Kebijakannya masih dianggap stabil bagi pasar," katanya. | Bloomberg
Share this article :

0 komentar:

Silahkan Dikomentari

English French German Spain Italian Portuguese Korean Arabic
 
Copyright © 2014. AlbarruNews
Created by Creating Website Powered by Blogger